Sudah lama sekali saya tidak cuap-cuap di blog ini. Walaupun readers nya baru sedikit, tapi saya tetap setia cuap-cuap disini. Hehehe. Harap maklum, sekarang ini udah mulai kuliah, pulang pasti sore dalam keadaan lapar dan ngantuk, jadi ya... jarang banget online. Jadwal kuliahnya sih ngga terlalu padat, cuma setiap hari senin, selasa, jumat. 1 hari ada 2 kelas. Tapi... PR nya itu loh seabrek. Yah, maklum lagi, ini bukan kuliah biasa. Hehehe, saya kuliah di Yamaha Master Course Akademia. Banyak yang nggak tau ya? Memang. Kalau mau tau, coba deh yukyuk berkunjung ke gedung berwarna ungu disebelah Hotel Crown, Semanggi, tepatnya dilantai 3. You'll find me there every monday, tuesday and friday. Kalau hari senin, itu kelas Sub Electone & Fundamental, hari selasa kelas Sub Drum & Main Piano, hari junat kelas Solfege & Keyboard Ensemble. Kuliah nya udah berjalan 2 minggu, dan sejauh ini, I really really enjoy with my campus life.
That's why judul post kali ini seperti itu. Lost in Music. Saya 'hilang' diantara partitur-partitur; diantara lagu-lagu jaman romantik, barok, dan lainnya; diantara tugas-tugas; dan diantara hal-hal mengenai musik lainnya :)
Yup! Mungkin kalian bisa menganggap gue sebagai orang yang gila sama Korea. Mulai dari bahasanya, musiknya dan filmnya. Gue belajar bahasanya secara otodidak (slow but sure :p) terus gue juga ngoleksi lagu-lagu Korea lumayan banyak. Gue suka sama boyband2 Korea. Walaupun gue tidak bisa dikategorikan sebagai fans sejati, tapi gue lebih menyukai diri gue sebagai penikmat musik mereka. Dan gue mengikuti setiap film Korea yang ada di TV. Kalo gue suka gue bakalan beli DVD nya atau nonton di Youtube. Mulai dari BBF, Style, Cinderella's Sister, He's Beautiful, Personal Taste, Pasta, Playful Kiss (dan mungkin ada beberapa yang lupa gue sebut) sampai yang terakhir, yang lagi gue ikutin dan gue gilai: Dream High! Yeeees. The story success drive me CRAZY. Baru baca sinopsisnya aja udah naik turun emosi heboh sendiri. Belum lagi pemain2nya yang keren2: Suzy (Miss A), Ham Eun Jung (T-ara), Lee Ji Eun (atau IU), Taecyeon (2PM), Wooyoung (2PM) dan Kim Soo Hyun. Dan tentunya yang paling gue gilai:
Taecyeon
(Ini menurut gue super unyu. Ada lagi. Banyak. Search google aja :p)
Ceritanya yang ngga datar tapi singkat, terus berhubungan dengan musik.. Ah, susah mendeskripsikannya. Pokoknya saya tergila-gila dengan mereka. Dengan film ini. Dan lirik lagu2nya juga oke. Coba aja di translate into english :D Selamat mencoba...
Last Wednesday was super energetic day for me! I went to Tebet cause I was selected as top 30 candidates for BE-U Radio's announcer (for see who was also elected into the top 30 candidates, click HERE). BE-U Radio is radio made by Bloop; Endorse and Urbie. I arrived at Endorse on 1.45 p.m and I waited about 15 minutes. On 2 p.m, all candidates called for jointly headed "Bebek Ginyo" Restaurant, which is located across Endorse. Then we go into the meeting room and we waited for 15 minutes till all marketing team comes and the presentation begins. The marketing team introduce their names and then they all told a little story behind Bloop, Endorse and Urbie. They also told their marketing programs which was undertaken and which will run: BE-U Radio. After that, we divided into two large groups. I was in the first group, and all candidates in first group moved into next room. There, we introduced ourselves one by one, then we explain why we wear clothes that we wear at the time.Next, we divided into littler group. In group there's 3 people. I joined with Hongky and Dinda. We were told to create our own radio program, if we are selected as announcer. After we made it, we presentation it and every groups have briliant program. Next, we were told to be announcer with a theme drawn. I got "Widi Vierra" theme. Ahahaha what a random theme :D Next, the judges asked "What will you do if you selected to be Be-U Radio's announcer?" and the last the judges asked "What marketing programs do you plan, so that everyone willing to listen our radio?" Yeah~ It was so tired but overall it was soooooooo awesome! I got new friends, new knowledge and new experience :D . Click HERE if you wanna see the sneak peak and some photos from Bloop-Endorse-Urbie's blog!
I love lookbook. Besides I can share what I wore and look for another style around the world, I can meet new friends, a friend with great style and good looking like Konstantina. I very adore her :3 and in Lookbook we can hype looks that we like, we can put comment and we can make a new friend relationship. I love lookbook! :)
Jadi kali ini gue akan bercerita tentang pengalaman gue sebagai guru. Merasakan gimana capeknya, susahnya, senangnya jadi seorang guru. Memang bukan guru buat pendidikan formal, tetapi basically semua guru mengajarkan ilmu yang berguna buat masa depan, kan? :) Gue disini ngajar piano, anggep aja gue itu sebagai guru pengganti/guru piano freelance. Gue memang belum bisa dibilang menjadi guru resmi karena gue belum ujian/audisi khusus utk jadi guru. Tapi, gue bersyukur ternyata gue sudah bisa dipercayakan menjadi guru pengganti. Kadang ngegantiin guru lain kadang ngegantiin guru gue sendiri. Gue jadi guru pengganti itu udah lama, sejak kelas 3 SMP. Dulu biasa gantiin guru gue sendiri yang profesi sampingannya itu dokter. Tapi berhubung dia pindah dan gue ganti guru, jadi gue sempet vakum jadi guru pengganti. Nah, liburan kali ini gue kembali ngegantiin guru gue yang sibuk sama kerjaannya diluar sana (untuk hal yang satu ini ngga bisa disebutkan kenapa). Ini jadi kesempatan bagi gue untuk kembali menggali pengalaman sedalam-dalamnya. Bonusnya, liburan ada uang jajan lah :p . Gue ngajar masih di daerah yang deket sama rumah gue, dan nyokap masih setia anter jemput (berhubung gue masih belum bisa nyetir). Selama ini gue udah 4x ngegantiin, bulan Juni sekali dan bulan Juli 3x. Deatilnya lagi, di hari senin udah 3x dan hari rabu 1x. Otomatis, gue lebih terbiasa dengan murid2 hari senin. Awalnya mereka kaku, diem aja, Tapi ama2 mereka enak di ajak ngobrol, trus ga takut lagi buat nanya2. Sementara yang hari rabu karena itu pertama kali gue ngajar, jadi mereka masih kaku. Gue juga awalnya kaku (untuk semua hari dan semua murid), apalagi ada beberapa pesan khusus buat beberapa anak. Dan disini gue menghadapi beragam problematika dalam pembelajaran piano (cieelah -_-): rata2 mereka males baca not, ato ngga suka lupa latihan, ato gak mereka terlalu sulit dengan lagunya, ato engga mereka emang sulit baca not dengan tepat. Ada yang diajarin 1x/2x langsung ngerti, ada yang perlu berkali-kali baru mudeng. Ada bocah yang pecicilan banget dan bawel, ada yang diem banget, ada yang keliatan not in the mood. Macem2 laaah, dan gue harus bisa meng-handle mereka dengan dewasa. Dan sejauh ini, puji Tuhan, gue tidak menemukan masalah dalam meng- mereka. Thanks God ;) Dan saat ini, tepatnya seminggu yang lalu, gue mengajukan lamaran ke salah satu music school yang ada didaerah Cibubur. Kebetulan mereka baru buka dan masih mencari guru. Gue didukung sama guru gue sendiri, katanya walaupun gue belum tes/audisi untuk guru, tapi gue bisa jadi guru 'gelap' dulu. Kasarannya, honor gue akan beda dengan honor guru sebenarnya. Tapi ngga masalah bagi gue. Yang penting adalah pengalaman. Ini lebih berat. Gue bakalan punya murid sendiri, gue handle mereka 100%. Mereka ujian bawa nama gue, mereka konser bawa nama gue. Kemana pun mereka pergi dengan embel-embel les piano, pasti akan ada pertanyaan "Siapa Gurunya?". Huaaah! So excited! Semoga aja lamaran gue bisa diterima. Dan semoga aja gue bisa meneruskan karir berguru gue dengan lebih baik lagi. Pasti Bisa.
P.s for my "maya" friends, Benno, yang sedang magang di Batam selama 6 bulan... FIGHTING! Semangaaaat! Makan ilmu yang banyak! Ingeeeet Aussie dan Venice. See you on Dec '11 (amen)!
Jung Ah berjalan menerobos malam Natal yang dingin akibat salju-salju yang mulai turun dari langit sedikit demi sedikit. Ia menyusupkan kedua tangannya kedalam saku mantelnya dan lebih cepat lagi berjalan untuk sampai di halte bis. Tas punggung nya setia menemaninya dan juga rambutnya yang mulai tumbuh lebih panjang dibiarkan tergerai. Akhirnya ia sampai di halte yang saat itu sedang sepi. Ia langsung duduk, membuka sarung tangannya dan mengeluarkan ponsel dari saku mantelnya. Terdapat 2 pesan dari orang-orang yang ia cintai.
“Lee Jung Ah, kemana saja kau Unta? Aku menelepon ke rumahmu tapi kata Ibumu kau belum pulang. Cepatlah pulang. Aku merindukanmu.”
“Cih, merindukanku? Pulang ke Korea saja kau tidak mau.” gerutu Jung Ah membaca pesan terakhir dari Hyun Soo. Ia menutup flip ponselnya dan langsung berdiri, melihat bis yang sebentar lagi akan datang dan membawanya pulang kerumah.
Sesampainya dirumah, Jung Ah langsung masuk kedalam kamarnya untuk berganti pakaian. Namun ia menundanya, melihat sebuah kotak yang cukup besar tergeletak diatas tempat tidurnya dengan kartu ucapan yang terselip di pita yang mengikat kotak tersebut. Jung Ah duduk disebelah kotak itu dan menaruh kotak itu dipangkuannya. Lalu, ia membaca isi kartu ucapan tersebut.
My Dearest Lee Jung Ah...
Aku tahu kau pasti masih sedikit kesal, bahkan masih kesal karena aku tidak pulang ke Korea padahal sudah 2 kali liburan tetapi aku tetap berada disini. Aku tahu kau pasti merindukanku, jadi untuk saat ini sebagai penggantiku, kuberikan mantel ini untukmu. Gunakanlah ketika kau keluar nanti. Cuaca Korea malam ini cukup dingin. Dan perlu kau tahu, mantel ini lebih tebal dari mantel-mantel yang kau miliki. Jelas saja, bisa dikatakan ini barang import. Ku harap kau menyukainya ^^
Lots of Love
Kim Hyun Soo
Perasaan Jung Ah campur aduk, antara mau marah dan senang. Tetapi senyum mengembang jelas di wajah Jung Ah. Ia langsung menaruh kartu ucapan itu, membuka kotak itu dan mendapatkan sebuah mantel berwarna Beige yang terlipat rapi didalam kotak tersebut. Jung Ah langsung mengambil mantel itu dan membukanya. Ia merasakan bahan mantel yang sangat lembut, hangat dan tebal. Benar apa yang ditulis Hyun Soo dalam kartu ucapannya. Jung Ah langsung menggantung mantel itu didalam lemarinya, menyimpan kartu ucapan dan juga kotak pemberian Hyun Soo lalu ia bergegas keluar kamar.
“Ibu, siapa yang mengirimkan paket untukku?” tanya Jung Ah.
“Ibu tidak tahu, paket itu datang belum lama sebelum kau tiba. Yoon Ah yang menerimanya.” jawab Ibu Jung Ah yang masih membereskan meja untuk makan malam. Jung Ah buru-buru menghampiri adik lelakinya yang sedang menonton tv.
“Yoon Ah, siapa yang mengirimkan paket itu untukku?” tanya Jung Ah yang langsung duduk disebelah Yoon Ah.
“Aku tidak tahu, aku tidak kenal, bahkan aku saja tidak bisa melihat wajahnya.” jawab Yoon Ah yang masih sibuk dengan remote tv yang seraya tadi ia tekan untuk mencari acara yang bagus.
Jung Ah langsung menyambar remote tv dari tangan Yoon Ah dan menekan tombol power. TV itu mati dan Yoon Ah langsung memasang raut wajah protes.
“Berikan padaku remote nya!”
“Jelaskan dulu apa maksud ucapanmu tadi.”
“Aku tidak tahu siapa, Noona. Ia memakai helm dan juga jaket tebal. Ia langsung berikan padaku kotak itu dan ia juga memberikan ku secarik kertas. Tulisannya: untuk Lee Jung Ah. Jadi langsung saja aku masuk dan menaruhnya di kamarmu.” Yoon Ah menerangkan lebih detail sesuai permintaan Jung Ah. Jung Ah terdiam sesaat dan pada kesempatan itu Yoon Ah langsung merebut kembali remote tv dari tangan Jung Ah. Tetapi ia tidak peduli. Ia langsung kembali masuk kedalam kamar diikuti dengan raut wajah heran dari Yoon Ah dan juga Ibunya yang melihat sedikit dari dapur. Didalam kamar Jung Ah kembali mengambil kartu ucapan dan membaca ulang kata-kata dari Hyun Soo. Dan tanpa membuang waktu ia langsung mengambil mantel yang baru saja ia terima dari Hyun Soo, mengantongi ponsel dan kartu ucapan itu serta keluar dari kamarnya.
“Ibu! Yoon Ah! Aku pergi sebentar!” teriaknya sambil mengenakan sepatu boots miliknya.
“Kau mau kemana, sayang? Diluar hujan salju mulai cukup deras.” sambut Ibu Jung Ah yang buru-buru menaruh panci diatas meja dan menghampiri Jung Ah yang ia kira sedang memakai sepatu tetapi ternyata Jung Ah sudah pergi tanpa membawa payung. Jung Ah berjalan cepat tanpa menggunakan penutup telinga ataupun sesuatu untuk melindungi kepalanya dari hujan salju. Ia menyusupkan kembali tangannya ke dalam kedua sakunya sambil meneriakkan nama Hyun Soo.
“Kim Hyun Soo! Dimana kau?!”
Tidak ada jawaban. Jung Ah berjalan lagi dan mulai berteriak lagi. Ia mengeluarkan tangan dari sakunya dan menutup kedua telinganya dengan telapak tangannya.
“Kim Hyun Soo! Keluarlah kau!”
“Kim Hyun Soo!!!”
“Hyun Soo! Ini hujan salju! Jangan bertindak bodoh!”
Jung Ah berteriak namun ia merasa percuma. Ia berhenti berjalan, mengambil ponsel dari saku mantelnya dan langsung menghubungi nomor Korea Hyun Soo. Memang nomor ponsel Hyun Soo berbeda ketika ia berada di Inggris dan ketika ia berada di Korea.
“Aktif!” Jung Ah merasa ada secercah harapan. Nada sambung yang hanya tut-tut-tut mengisi kebisuan malam itu. Tetapi tidak ada jawaban. Jung Ah menelepon kembali, hasilnya masih nihil. Dan Jung Ah memutuskan untuk menelepon yang ketiga kalinya. Kali ini, hasilnya berkebalikan dengan yang sebelumnya.
“KIM HYUN SOO DIMANA KAU???!!!” teriak Jung Ah tanpa memakai salam terlebih dahulu.
“Hei, pelan-pelan saja. Gendang telingaku bisa pecah.”
“DIMANA KAU?!” Jung Ah tetap berteriak, namun dengan volume yang sedikit lebih pelan.
Hyun Soo tidak menjawab, tetapi saat itu juga Jung Ah merasa ada yang melindungi badannya dari hujan salju. Ia mendongak keatas dan mendapatkan sebuah payung bening yang melindunginya. Ia buru-buru berbalik dan mendapatkan Hyun Soo yang sedang memayunginya, sementara tangan kirinya masih memegang ponsel yang masih ditempelkan ditelinga.
“Selamat Natal, Lee Jung Ah.” ucapnya pelan dan lembut. Ia menggeser slide ponselnya ke bawah dan menaruhnya di saku. Jung Ah lagi-lagi tidak dapat berkata apa-apa.
“Lain kali, jangan kau bilang aku yang bertindak bodoh. Seharusnya kau lihat dirimu yang bertindak lebih bodoh daripadaku. Kemana penutup telingamu? Kemana payungmu? Topimu?” lanjut Hyun Soo dengan nada sedikit mengomel.
“KAU INI KETERLALUAN! Datang-datang langsung saja mengomeliku. Ini semua akibat ulahmu!” balas Jung Ah, keras kepala.
“Baiklah, maafkan aku karena aku tidak bilang apapun padamu. Lagipula kalau aku bilang padamu, namanya bukan lagi kejutan, dong?”
Dan Lee Jung Ah langsung meloncat untuk menggapai leher Hyun Soo dan memeluknya erat.