Seminggu berlalu, Hyun Soo masih suka ikut bermain basket sepulang sekolah tanpa masuk ke dalam klub basket dan ia mulai intens berlatih dengan Jung Ah. Diluar jam latihan, sikap Hyun Soo berbeda 180 derajat ketika sedang latihan dengan Jung Ah. Saat mereka bertemu, Hyun Soo seperti tidak kenal dengan adik kelasnya itu, begitu pun Jung Ah yang juga tidak peduli dengan sikap Hyun Soo yang seperti itu.
“Hyun Soo-ah!” panggil Min Hae sambil mengejar Hyun Soo yang berada cukup jauh didepannya.
“Ne~?” balas Hyun Soo ketika Min Hae sudah berada dihadapannya.
“Sepulang sekolah kau tidak kemana-mana kan?”
“Mmm, ku rasa tidak.” jawab Hyun Soo berbohong.
“Fiuuh... Kau memang dewa penyelamatku.” Min Hae mengelus dadanya sendiri. Senyum mengembang di wajahnya.
“Wae?” tanya Hyun Soo cepat.
“Aku minta tolong kau untuk gantikan salah satu anak dari team basket. Ia mengalami cedera ankle sehingga ia tidak bisa bermain untuk pertandingan antar sekolah hari ini.” Min Hae menjelaskan.
“Aku?” Hyun Soo sedikit terperangah. Min Hae hanya mengangguk pelan, matanya seperti berbicara ‘tolong-aku-untuk-menggantikannya’. Hyun Soo ingin menolak, tetapi mengingat salah satu sahabatnya ini adalah asisten pelatih dari tim basket sekolahnya, tentu ia tidak ingin mengecewakan sahabatnya.
“Baiklah, aku akan menggantikannya.” jawab Hyun Soo. Min Hae terperangah tak percaya.
“Serius?! AAAH Thanks God! Ah, kau memang sahabatku yang paling baik!” Min Hae langsung memuji dan merangkul sahabatnya itu.
“Tsk, kau ini. Memujiku jika ada maunya.” balas Hyun Soo dengan cuek, lalu mereka berdua berjalan menuju kelas karena sebentar lagi bel akan berbunyi. Sementara itu, dikelas Jung Ah masih sibuk berkutat dengan soal matematika dihadapannya. Sungguh menyebalkan jika waktu istirahat harus digunakan untuk mengerjakan soal ulangan. Memang, mereka akan tetap mendapatkan waktu istirahat, namun kantin tidak akan ramai seperti biasanya dan Jung Ah tidak dapat bertemu Hyun Soo. Padahal Jung Ah ingin membicarakan masalah latihan nanti sore. Akhirnya, setelah ia selesai mengerjakan soal matematika, ia memutuskan untuk mengirimkan pesan kepada Hyun Soo. Tetapi ternyata Hyun Soo sudah terlebih dahulu mengirimkan pesan kepadanya. Dan tidak hanya satu pesan.
“Kemana kau saat istirahat?”
“Kau benar-benar menyusahkan, aku perlu bicara dengan kau. Temui aku didekat papan pengumuman mading.”
“Kau! Kenapa kau tidak bilang jika kelas kau sedang ulangan matematika?”
“Sepulang sekolah nanti, tunggu aku didepan gerbang sekolah. Kau tidak perlu ke ruang musik.”
4 Pesan dan tidak ada satupun yang bernada manis. Jung Ah membacanya dengan kesal dan raut wajah yang tidak menyenangkan. Sampai gurunya mengijinkan ia dan teman-teman sekelasnya untuk beristirahat sesuai waktu yang telah ditentukan, Jung Ah belum sama sekali membalas pesan dari Hyun Soo. Hyun Soo sendiri didalam kelas tidak terlalu memperhatikan gurunya, ia lebih memperhatikan ponselnya yang sedari tadi tidak memunculkan sesuatu yang diharapkan oleh Hyun Soo. Hyun Soo akhirnya menelungkupkan kepalanya dengan malas, setelah ia bosan, ia mencoba menggambar-gambar di agenda miliknya. Dan ketika ia kembali melihat layar ponselnya, ia secara tidak sadar tersenyum sendiri. Jung Ah membalas pesannya.
“KAU! Sampai kapan kau akan berhenti mengomeliku? Bahkan sampai di sms pun kau tetap mengomeliku. Kau ini keterlaluan. Lalu, mengapa aku harus menunggumu digerbang sekolah? Aku tidak mau.”
Senyum Hyun Soo berkurang setelah membaca pesan dari Jung Ah.
“Kenapa kau begitu keras kepala?!” oceh Hyun Soo dalam hatinya, lalu ia membalas pesan itu.
“Jangan banyak tanya, turuti saja kata-kataku atau konser itu tidak akan pernah ada sama sekali.”
Tidak sampai 5 menit, Hyun Soo sudah menerima balasan dari Jung Ah.
”Siapa kau? Seenaknya saja meniadakan konser itu. Apapun alasanmu dan ancamanmu, aku tetap akan menunggumu diruang musik. Lagipula, kau benar-benar keterlaluan. Giliran aku yang membawa minuman, kau malah membatalkan latihan seenak jidatmu saja.
Pesan kali ini membuat Hyun Soo tersenyum. Ia baru ingat kali ini giliran Jung Ah untuk membawa minuman. Hyun Soo ingin membalas pesan dari Jung Ah, tetapi ternyata Guru Jang, Guru yang sedang mengajar Hyun Soo, melihat Hyun Soo yang sedang asyik sendiri dan tidak memperhatikan dirinya.
“KIM HYUN SOO! Apa yang sedang kau lakukan?” bentak Guru Jang. Kelas sesaat menjadi sangat hening. Hyun Soo langsung memasukkan ponselnya ke dalam saku. Min Hae yang duduk disampingnya langsung memperhatikan sahabatnya yang sedang salah tingkah.
“Mmm.... Mmm.. Aniyo~.” jawab Hyun Soo gugup. Guru Jang dikenal sebagai salah satu guru yang sangat disiplin dan tidak ragu untuk menghukum muridnya yang melakukan kesalahan.
“ANIYO?! Gojitmalhaji maseyo! Memangnya, kau pikir aku tidak melihat kau sibuk dengan ponselmu?”
“Mianhamnida, sonsaengnim...”
“Sekarang kau keluar dari kelas. Kau kuhukum sampai pelajaran ini selesai!”
“Sampai pulang sekolah?!” Hyun Soo tidak percaya dengan hukuman yang diberikan oleh Guru Jang.
“Ya! Karena pelajaranku berakhir sampai bel sekolah berbunyi. Jadi, sekarang kau cepat keluar dari kelas!” Guru Jang benar-benar sudah kehabisan sabar. Ia memang benar-benar tidak menyukai murid yang tidak memperhatikan pelajarannya. Tanpa sepatah katapun Hyun Soo langsung keluar dari kelas dengan langkah gontai dan berjalan tanpa jelas arah tujuannya.
“Ada yang mau menyusul Kim Hyun Soo?” tanya Guru Jang kepada muridnya yang lain didalam kelas. Semua murid menggeleng cepat dan Guru Jang kembali kepada materi pelajarannya. Di koridor, Hyun Soo berjalan tanpa tau kemana ia akan menunggu sampai bel sekolah berbunyi. Tiba-tiba ia teringat akan sesuatu dan ia langsung berjalan dengan langkah tegas.
* * *
Jung Ah sedang asyik menyeruput minuman bersodanya di kantin sendirian, seraya membaca buku perpustakaan yang ia pinjam sebelum ia pergi ke kantin. Waktu istirahatnya tinggal 5 menit lagi sebelum ia kembali ke kelas dan memulai pelajaran selanjutnya.
“Kau harus menungguku sepulang sekolah nanti di gerbang sekolah.” tiba-tiba Jung Ah mendengar suara Hyun Soo yang begitu dekat dengannya. Ia langsung menaikkan kepalanya yang sedari tadi menunduk karena membaca dan menemukan Hyun Soo tepat berada dihadapannya, menatapnya tanpa berkedip sekalipun.
“KAU?! Kenapa kau sekarang ada disini?” Jung Ah berteriak kaget.
“Karena kau tidak patuh padaku.” jawab Hyun Soo tanpa memberitahu hal yang sebenarnya.
“Kau benar-benar keras kepala sampai-sampai kau menghampiriku untuk membicarakan masalah ini. Sudah kubilang aku tidak mau menunggumu di gerbang sekolah. Sejak kapan piano-piano itu pindah tempat menjadi di gerbang sekolah?” Jung Ah tetap bersikeras pada pendiriannya.
“Aish. Kau yang keras kepala. Siapa yang bilang kita akan latihan?!”
“Lalu? Kalau tidak jadi latihan kenapa kau baru memberitahuku sekarang? Kau ingin mengerjaiku?”
“Sudahlah, aku tidak ingin berdebat padamu. Kau benar-benar tidak ingin menuruti keinginanku?”
“Tidak. Lebih baik aku pulang saja.”
“Baiklah, tidak akan kupaksa kau.” ucap Hyun Soo lalu ia pergi meninggalkan Jung Ah sendirian lagi di kantin sekolahnya. Bel sekolah berbunyi dan Jung Ah langsung buru-buru pergi meninggalkan kantin dan pergi menuju kelasnya. Langkahnya menyalip langkah kaki Hyun Soo yang sedang berjalan ke arah yang sama. Namun sebelum ia menaiki anak tangga selanjutnya dan menuju kelasnya yang berada di lantai dua, ia berhenti dan berbalik badan.
“Bukannya kelas kau berada di lantai tiga sisi kanan? Kenapa kau menuju ke sisi kiri?” tanya Jung Ah kepada Hyun Soo yang berada tidak jauh dari dirinya.
“Bukan urusanmu.” jawab Hyun Soo sambil terus melangkah mendekati Jung Ah yang sudah berada di anak tangga kedua.
“Sssh. Terserah kau.” ucap Jung Ah lalu ia berbalik badan dan menaikki anak tangga. Hyun Soo berada persis dibelakangnya dan sengaja tidak mendahuluinya sampai Jung Ah masuk ke dalam kelasnya tanpa berpamitan dulu kepada Hyun Soo. Dan ketika ia merasa Hyun Soo sudah jauh dari kelasnya, ia kembali keluar kelasnya dan melihat Hyun Soo yang sudah tidak ada di koridor lantai 2.
“Manusia aneh.” gumam Jung Ah sendiri sambil berjalan menuju tempat duduknya.
* * *
Bel sekolah berbunyi dan Jung Ah menjadi orang yang terakhir keluar dari kelasnya. Koridor lantai 2 saat itu sudah sepi dan ia langsung menuruni anak tangga dan berjalan menuju gerbang sekolahnya. Ketika ia sampai di gerbang sekolahnya ia berhenti sejenak, meyakinkan diri apakah Hyun Soo benar-benar menginginkan dirinya menunggu di gerbang sekolah atau hanya sekedar iseng saja. Waktu terus berlalu dan sudah lebih dari 5 menit Jung Ah berdiri di gerbang sekolah sambil sesekali melihat ponselnya, namun ternyata tidak ada sosok Hyun Soo muncul atau sekedar menelepon untuk bilang “Tunggu sebentar.” Akhirnya Jung Ah memutuskan untuk pulang saja daripada menunggu Hyun Soo yang tidak jelas keberadaan dan kabarnya. Sementara itu Hyun Soo sedang berada diruang ganti tim basket, bersama Min Hae dan juga anak-anak tim basket. Terlihat dari raut wajah Hyun Soo yang tidak sabar karena ingin segera mencegat Jung Ah sebelum ia kembali ke rumahnya namun tidak bisa karena ia masih harus mendengar briefing dari pelatih dan juga temannya sendiri. Sebenarnya, masih ada banyak pemain cadangan yang dapat menggantikan posisi adek kelasnya yang sedang cedera itu, tapi pergantian pemain menjadi tugas yang diberikan pelatih kepada Min Hae dan langsung saja Min Hae memilih sahabatnya itu. Tentunya pemain cadangan yang masih adik kelas dari Min Hae dan Hyun Soo tidak dapat protes dengan keputusan yang telah dibuat oleh asisten pelatih mereka.
“Baiklah sekarang kita bisa langsung pergi. Sampai jumpa disana.” ucap Min Hae menutup briefing siang itu dan semua anggota langsung bubar dan keluar dari ruang ganti mereka kecuali Hyun Soo dan Min Hae yang berdiri menunggu Hyun Soo yang sedang mengutak-atik ponselnya.
“Hyun Soo-ah kau ini sedang apa? Sampai kapan aku harus menungguimu?” ucap Min Hae tidak sabar.
“Min Hae, sebaiknya kau berangkat duluan saja. Aku akan menyusul. Masih ada keperluan yang harus kuselesaikan.” balas Hyun Soo dengan ponsel ditelinganya.
“Kau ini, baiklah, aku duluan. Tapi kau jangan sampai telat. Pertandingan setengah jam lagi dan sebaiknya 15 menit sebelum pertandingan kau harus sudah sampai.”
“Araesso. Aku bukan anak kecil lagi, Min Hae.”
“Tapi, kau suka bertingkah laku seperti anak kecil.” ucap Min Hae sebelum ia keluar ruang ganti. Saat ini Hyun Soo sudah memakai seragam basket yang dipinjamkan oleh Min Hae dan sepatu basket miliknya sendiri. Tas olahraga sudah bersandar di pundaknya berisikan baju ganti dan juga tidak ketinggalan partitur piano. Entah untuk apa kegunaannya saat itu.
“Kemana kau Jung Ah? Mengapa ponselmu tidak aktif?” gumam Hyun Soo sendiri sebelum akhirnya ia keluar dari ruang ganti, tidak lupa membawa helm putih miliknya. Ia mengendarai motornya ke arah yang berlawanan dengan arah menuju lapangan basket.
To be continue... :)
Footnote:
Gojitmalhaji maseyo: jangan bohong!
Wae: kenapa?
Mianhamnida: saya mohon maaf
Sonsaengnim: bapak/ibu